Jurassic World Fallen Kingdom by Nvizible
James Fleming memulai awal karir-nya lewat Framestone, di sana ia mengerjakan berbagai proyek film layar lebar seperti Gravity, Avatar, The Golden Compass dan John Carter. Sebagai VFX Supervisor dia bertanggung jawab untuk film Maleficent, The Martian, Guardian of the Galaxy dan King Arthur: Legend of the Swords.
Chris Lunney bergabung dengan Nvizible pada tahun 2014. Dia bekerja di bidang produksi untuk film Edge of Tommorow, Jason Bourne, Fantastic Beast and where to find Them serta The Commuter.
Coba ceritakan background kalian?
James: Setelah menyelesaikan gelar master untuk digital effects saya memulai karir saya di Framestone, dimana saya bekerja sampai menjadi lead/senior artist untuk film Gravity dan Avatar. Semenjak menjadi VFX Supervisor dan bekerja di studio lain, saya telah men supervisi beberapa film layar lebar seperti The Martian, Guardian of the Galaxy, King Arthur, Maleficent dan yang paling baru adalah Jurrasic World 2.
Chris: Perkenalan saya dengan dunia film terjadi lewat departement art ketika saya bekerja sebagai graphic designer – membuat set dan props secara real beserta materi graphic lainnya seperti logo, signage yang akan masuk kedalam shot. Dari sana saya memulai untuk membuat desain dan menganimasikan scene grafis dalam departemen art sebelum pindah ke VFX.
Bagaimana anda bisa ikut terlibat dalam pengerjaan film Jurrasic Park 2?
Chris: Kami di hubungi oleh studio Pre-production Neil Flod, salah satu graphic designer disana meminta kami untuk menganimasikan desain mereka untuk sebuah set. Dari sana pekerjaan kami menjadi berkembang. Sebuah bonus bagi kami untuk bisa menjalin kerjasama dengan Dan Barrow selaku VFX Producer dan timnya pada projek sebelumnya.
Bagaimana perasaan kalian bisa bekerja untuk seri Jurasic Park 2?
James: Luar biasa! Saya ingat saya menonton film Jurrasic park pertama di bioskop dengan ayah saya ketika masih kecil dan sangat terpukau, untuk dapat kesempatan men supervisi sequel Jurrasic Park tersebut rasanya seperti mimpi.
Chris: Film original-nya merupakan sebuah lompatan besar dalam industri, sangat menyenangkan bisa berpartisipasi untuk sequel-nya.
Bagaimana kolaborasi kalian dengan director J.A Abyona dan VFX Supervisor David Vickery?
James: Sangat menyenangkan bisa bekerja dengan David, saya suka sifatnya yang peka dan pragmatis dalam menyelesaikan masalah yang kami alami dan beliau sangat ramah dengan siapa pun. Untuk J.A saya bisa melihat passion-nya yang begitu besar dalam pengerjaan setiap shot nya.
Chris: Bekerja dengan David memberikan saya banyak pengalaman. Beliau berusaha membuat setiap materi grafis menjadi lebih baik dan efektif, disaat yang sama beliau juga nyaman diajak bekerja sama. Setiap kali saya bertemu dengan J.A dia sangat ramah dan mendukung ide-ide baru.
Bagaimana ekspektasi dan goal visual effects yang dimiliki oleh mereka berdua?
James: Kami akan memulai dengan brief terlebih dahulu dengan David, kemudian kami akan memeriksanya sesuai atau tidak. Apabila sudah ada konsep, kami bisa memulai untuk membuat final look-nya. Biasanya proses ini berjalan dengan mulus tanpa hambatan yang signifikan. Apabila ada revisi, semuanya kami lakukan secara fair dari berbagai kedua belah pihak.
Bagaimana kalian mengatur pekerjaan dengan VFX Producer?
James: Kami punya shot list yang sudah kami prioritaskan dan dibagi kepada rekan artist kami. Tergantung dari seberapa besar kebutuhan kreatif dan beban shot kami ingin menyelesaikan-nya terlebih dahulu. Saat kami semakin dekat dengan deadline kami melakukan break down berdasarkan hari. Namun pada akhirnya semuanya berjalan sesuai jadwal dan seluruh pengerjaan VFX kami sangat terorganisir dengan baik.
Sequence mana yang dikerjakan oleh Nvizible?
James: Hologram 3D Dinosaur, Tabel Interactive Mills dan berbagai refleksi pada aktor, Graphics Monitor (untuk on-set dan post-production) dan beberapa VFX comp.
Apa referensi yang kalian gunakan untuk membuat berbagai materi grafis dan hologram?
James: Untuk Hologram kami melakukan riset terhadap film-film dengan efek serupa, seperti Star Wars dan tentunya film Edge of Tommorow yang dikerjakan oleh Nvizible sebelumnya.
Chris: Ada banyak referensi yang diberikan kepada kami untuk materi grafis di on-set dari Neil Floyd. Untuk shot di Bunker kami menggunakan film Jurrasic Park pertama sebagai referensi dengan mengurangi beberapa implementasi elemen sci-fi. Beberapa materi desain yang Neil kirimkan bahkan ada yang sudah siap untuk di animasikan. Untuk membuat meja interaktif dalam film kami melihat teknologi tablet touchscreen yang kini sudah ada. Kami mengembangkannya agar menjadi lebih tacktile dan intuitive.
Bisakah anda menjelaskan step by step pembuatan elemen grafis di dalamnya?
James: Sequence hologram kami buat menggunakan nuke dengan 3d support dari Maya, Z brush dan Mari. Model yang diberikan langsung dari ILM kami convert menjadi file Alembic setelah kami UV lewat Nuke. Dari brief verbal yang kami peroleh kami melakukan blocking, timing dan pengaturan posisi aktor di layar kaca, dari sana proses kreatif lainnya bisa dimulai satu per satu.
Tokoh Eli Mills memiliki sebuah meja interaktif. Bisa anda jelaskan proses desain dan pengaplikasian-nya?
Chris: Untuk meja interaktif, kami sudah punya ide jauh sebelum proses shooting dimulai, seperti bagaimana tampilan dan yang terpenting bagaimana alat ini berfungsi. David kemudian memiliki ide untuk membuat meja tersebut nampak seperti meja yang penuh dengan kertas kerja yang apabila tombol ditekan akan memunculkan monitor raksasa tersebut. Kami juga membuat tampilan konsep-nya dan bisa bekerja dengan baik.
Kami mencoba beberapa test animasi pada bagian meja yang di buat oleh JA dan David. Hasilnya ternyata sangat baik. Ketika masuk bagian Post Produksi kami kemudian mencoba comp lain yang kemudian kami berikan sentuhan seni pada setiap elemen-nya. Hal seperti ini sangat cocok untuk dilakukan karena kami bisa fokus pada setiap detail-nya.
James: Footage shooting yang kami punya membutuhkan tracking yang sulit agar tokoh bisa duduk dengan benar, kami juga harus menjaga semua refleksi dari footage aslinya. Hal lain yang perlu kami buat juga adalah membuat jarinya bisa berinteraksi dengan realistis. Pada akhirnya kami sangat puas dengan hasil yang kami peroleh.
Bagaimana anda mengerjakan animasi set-nya?
Chris: Setelah kami berdiskusi dengan Neil dan JA, kami bekerja sama dengan Compuhire yang sangat berpengalaman dalam bidangnya. Kami mendiskusikan setiap shoot-nya dengan seksama dan mereka akan membuat set interaktif-nya. Mark Jordan dan timnya sudah sangat berpengalaman dan membantu memberikan ide dan solusi mereka kepada kami. Setelah lokasi di set, mereka akan bekerja dengan Assistant Director untuk melakukan pengecekan sekali lagi.
Bagaimana anda membuat versi hologram Indominues Rex dan Indoraptor ?
James: Kami memperoleh modelnya dari ILM, dari file yang kami terima dibutuhkan beberapa adjustment di software Z Brush sebelum kami input kedalam Nuke. Untuk bagian organ tubuhnya, kami buat menggunakan Maya. Kami juga bagi modelnya menjadi beberapa layer sesuai dengan komponen badan-nya untuk proses transisi nantinya.
Bagaimana anda membuat cahaya untuk hologram-nya?
James: Cahaya interaktif yang kami buat adalah kombinasi pass cahaya Fresnel. Kami menggunakan acuan yang dibuat oleh tim Compuhire untuk merancang cahaya-nya, tentu saja dengan perbaikan dan tambahan-tambahan lainnya.
Apa tantangan terbesar yang kalian alami dalam proses pembuatan film ini?
James: Membuat cerita dan tampilan hologram menjadi satu kesatuan. Kami harus memikirkan banyak ide kreatif dan menyatukannya satu per satu sampai kami merasa puas.
Chris: Tantangan terbesar bagi kami adalah melewati ekspektasi yang dimiliki oleh tim untuk shot ini. Bukan hal yang mengherankan juga kalau ada revisi script dan jadwal di saat-saat terakhir, oleh karena itu kami harus bisa memberi respon lebih cepat.
Shot mana yang paling sulit untuk dikerjakan?
James: Shot hologram terakhir, sulit karena membutuhkan tambahan gerakan kamera. Dari deskripsi scene, kami harus menunjukan beberapa bagian hologram. Hanya saja gerakan kamera-nya tidak memungkinkan untuk itu, sehingga kami harus membuat beberapa varian pose sebelum akhirnya kami memilih yang paling sesuai.
Apakah ada bagian tertentu yang membuat kalian kurang tidur?
James: Tidak ada, karena sejauh ini semua rencana berjalan dengan baik dan menyenangkan.
Chris: Seperti biasa, namun kali ini saya bekerja dengan orang-orang yang kompeten.
Shot mana yang menjadi favorit kalian?
James: Shot Hologram dinosaurus yang kami buat.
Chris: Saya sangat puas dengan hasil kerja kami, semuanya sesuai dengan jadwal dan benar-benar bagus.
Adakah momen yang tak terlupakan dalam film ini?
James: Saat saya menerima telepon bahwa semua final shot telah di setujui dengan tepat waktu.
Chris: Saat melihat shot yang saya kerjakan di layar lebar dapat memperkuat cerita.
Sudah berapa lama anda bekerja untuk film ini?
Chris: Kami mulai di Januari 2017, jadi total-nya adalah 15 bulan.
Ada berapa jumlah VFX shot yang kalian kerjakan?
James: Sekitar 60 shot VFX.
Chris: Kami juga berpartisipasi dalam 120 shot lainnya dalam 13 set yang berbeda.
Berapa jumlah tim kalian?
James: Ada 20 orang.
Apa proyek kalian selanjutnya?
James: Masih rahasia.
Chris: Untuk sekarang saya mengerjakan beberapa projek, termasuk Artemis Fowl untuk Disney.
Apa film favorit kalian?
James: Terminator 2, Jurrasic Park, The Matrix dan Star Wars.
Chris: Robocop, Aliens.