Black Panther: Craig Hammack ILM VFX Supervisor
Bagaimana anda bisa bergabung dalam pengerjaan proyek film Black Panther ini?
Saya pernah berdiskusi dengan Jeanie King (ILM Executive Producer) tentang tawaran pengerjaan proyek film marvel beberapa waktu lalu, kebetulan Black Panther direncanakan sebagai film Marvel selanjutnya dengan Ryan Coogler sebagai sutradara-nya.
Black Panther merupakan film Marvel pertama anda, bagaimana tanggapan anda setelah melihat Marvel Universe yang kompleks ?
Marvel Universe sangatlah kompleks dan begitu luas bagi para pendatang baru apapun latar belakang mereka, ada banyak sejarah dan kisah sukses pada brand ini yang harus saya lanjutkan. Saya juga mampu beradaptasi dengan proses produksi film Marvel yang sudah dirancang oleh kreator-kreator terdahulu.
Ceritakan kolaborasi anda dengan Director Ryan Coogler dan Geoffrey Bauman selaku VFX Supervisor.
Mereka berdua adalah orang yang luar biasa, mereka punya mental yang positif untuk mengerjakan film ini dalam jangka waktu yang lama, saya sangat bersyukur dapat bekerja sama dengan mereka. Ryan secara umum sangat tertarik dengan apa yang dia lihat, dia juga punya visi yang jelas tentang Visual Effect untuk film ini. Geoff sendiri berusaha keras untuk memfasilitasi masukan dan mendorong kita untuk terus melakukan eksplorasi visual sesuai dengan visi yang Ryan miliki.
Sebagai film VFX pertama Ryan Coogler, bagaimana cara dia beradaptasi dan memenuhi ekspektasi film Marvel yang cenderung tinggi ?
Pada saat proses produksi, segala bentuk persiapan yang Ryan butuhkan sudah dilakukan oleh Geoff. Ketika dia tiba di lokasi set, Ryan memang kurang familiar dengan segala aspek teknis yang dibutuhkan pada film VFX. Ryan sendiri sangat percaya pada rencana dan eksekusi Geoffs, dia juga dengan tekun mempelajari setiap aspeknya.
Bagaimana kalian mengorganisir pekerjaan kalian dengan VFX Producer ?
Lee Briggs selaku VFX Producer Black Panther, sudah familiar dengan proses produksi film Marvel sebelumnya, yakni Doctor Strange. Dia mampu mengatur dan mengantisipasi alur produksi dari awal sampai akhir dengan sangat baik. Bersama Executive Producer ILM Jeanie king, kami bekerja sama dengan talent – talent yang tersedia di studio Vancouver untuk pengerjaan sebagian besar shot VFX dalam film. Untuk bagian final cerita, kami mempercayakan semuanya kepada teman-teman kami di studio Fransisco.
Bagaimana anda membagi pekerjaan ke berbagai studio ILM yang tersebar di dunia?
Untuk shot pertempuran terakhir, beberapa shot interior dan exterior Hall of King kami lakukan semuanya di Fransisco. Sisa-nya diambil-alih oleh studio kami di Vancouver. Dalam sehari saya membagi waktu untuk kedua studio tersebut.
Bisakah anda bercerita tentang proses pengerjaan previz dan postviz ?
Previz dikerjakaan oleh Digital Domain. Di awal mula pengerjaaan pre-produksi kami beruntung bisa mengirim CG Supervisor kami Dan Mayer pergi ke Atlanta beberapa bulan untuk bekerja secara langsung dengan Ryan, Geoff dan Hannah dalam merancang desain & layout kota Wakanda. Kami kemudian bisa memberikan feedback untuk previz sehingga space yang mereka buat dapat disesuaikan dengan model kota Wakanda yang telah kami rancang.
Bagaimana proses kerja Art Department dalam merancang desain kota Wakanda?
Hanah dan Ryan mengumpulkan banyak referensi dan concept art sebagai awal permulaan. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, kami beruntung dapat mengirim Dan Mayer untuk bekerja secara langsung dengan tim previz Digital Domain. Beliau menghabiskan hari kerjanya dengan membuat layout dan tata letak kota Wakanda.
Bisakah anda menceritakan detail pembuatan kota Wakanda?
Kesulitan teknis dalam merancang kota Wakanda terdapat pada besarnya ukuran kota dan banyaknya variasi bangunan untuk setiap bagian distrik.
Sebuah library besar berisikan bentuk-bentuk bangunan kami buat berdasarkarkan style dan arsitektur dari kebudayaan negara – negara Afrika yang unik. Kami bekerja bersama director untuk membuat library lain berisikan material yang nantinya akan menjadi palet warna untuk keseluruhan kota Wakanda. Sebagai alternatif kami juga membuat bangunan dengan berbagai varian material untuk memperkaya library kami.
Tools khusus yang dikembangkan oleh ILM membantu kami untuk mengatur tiap distrik secara individual yang nantinya bisa kami satukan pada saat rendering. Tools ini memungkinkan kami untuk memisahkan kota Wakanda menjadi beberapa bagian yang kemudian akan kami serahkan kepada digital artist untuk proses detailing. ILM memiliki procedural scattering tools yang dapat artist gunakan untuk membuat simulasi populasi manusia untuk tiap distriknya. Dengan adanya tools ini, kami bisa menghemat kurang lebih 60 ribu bangunan dalam kota dan memfokuskan waktu yang dimiliki oleh digital artist untuk membuat bangunan custom agar suasana kota menjadi lebih hidup. Sisa waktu yang kami miliki di manfaatkan untuk mengoptimasi memory tekstur.
Pada akhirnya, dengan ukuran kota Wakanda yang begitu besar, kami harus memecah nya menjadi beberapa bagian ketika melakukan rendering dan menyatukan-nya lagi di post-produksi. Wide-shot kota Wakanda yang terakhir membutuhkan kurang lebih 200.000.0000 aset.
Bagaimana kalian bisa membuat hutan yang menutupi kota Wakanda?
Saya beruntung sekali bisa pergi ke Uganda bersama tim fotografi. Saat disana kami mengambil banyak foto dan hasil scan sebagai referensi. Kami menggunakan referensi yang kami dapat untuk membuat aset pohon dengan berbagai macam karakteristik. Untuk Tools, kami menggunakan software SpeedTree untuk menghasilkan dedaunan yang realistis sesuai dengan variasi pohon yang telah kami buat sebelumnya. Pada akhirnya kami memiliki lebih dari 50 juta pohon dengan 100 juta tambahan vegetasi untuk total keseluruhan hutan Wakanda.
Berapa ukuran kota Wakanda yang sesungguhnya ?
Kota Wakanda kami bagi menjadi dua set shooting. Pertama The Tribal Council Chamber dengan ruangan interior yang besar, bagian ini kami buat 360 derajat dengan blue screen di lantai dan tanpa bagian atap. Pada set ini kami sebagai vfx artist memilki tugas untuk membuat bagian luar jendela dan bentuk piramida untuk bagian lantai. Bagian kota Wakanda yang kedua berupa marketplace yang kami beri nama Steptown. Bagian kedua ini berfokus pada eksterior kota Wakanda sehingga set shooting yang kami miliki setidaknya harus mampu menampung 10 bangunan gedung. Terakhir, kami memiliki set kami dengan blue screen berukuran raksasa.
Kota Wakanda juga tersembunyi di dalam sebuah barrier. Bagaimana cara kalian membuatnya?
Efek barrier yang kami gunakan untuk kota Wakanda dibuat dengan bentuk pattern hexagonal menyerupai bentuk bukit yang kami susun berlayer – layer. Sebagai variasi, kami menggunakan berbagai macam kompleksitas penyusunan berdasarkan struktur barrier-nya. Desain suara kami sesuaikan dengan jumlah layer masing-masing bagian. Adjustment pada multi-pass rendering juga kami lakukan untuk menghindari penurunan kualitas gambar karena penggunaan kamera berkecepatan tinggi.
Bagaimana anda dan tim mengatasi simulasi VFX untuk bagian air?
Kami sangat bergantung kepada simulasi partikel dan air untuk segala kebutuhan pembuatan elemen air, pasir dan debu. Untuk elemen api, kami menggunakan software khusus ILM yang bernama Plume.
Shot mana yang menurut anda paling sulit dibuat dan kenapa?
Shot yang paling sulit dibuat adalah shot ketika Black Panther menyerang bandit Karavan. Dimulai ketika Royal Talon Fighter meninggalkan hutan di malam hari melewati landscape yang luas dan menembus barrier kota Wakanda. Ada long shot kota Wakanda dan percakapan yang cukup panjang di landing pad. Adegan landscape yang panjang semuanya dibuat dengan bantuan CG dan membutuhkan waktu development yang lama. Adegan di landing pad juga sangat sulit dibuat karena semuanya dibuat dengan bantuan CG kecuali tokoh utama.
Shot mana yang menjadi favorit anda?
Saya pikir sulit untuk memeilih mana yang paling saya suka. Tim kami berhasil menghasilkan karya yang biasa, shot pertama kota Wakanda dan scene Panther Dream saya pikir sangat indah, menurut saya terlalu banyak shot yang bisa saya pilih.
Apa memori yang paling anda ingat dalam film Black Panther?
Bisa terbang di atas hutan Uganda yang tidak bisa di lewati melalu jalur darat untuk mengambil gambar scan, itu sangat luar biasa.
Sudah berapa lama anda bekerja untuk film ini?
Kurang lebih satu tahun
Project apa yang akan anda kerjakan selanjutnya?
Sekarang saya sedang mengerjakan film Skyscraper dengan Dwayne Johnson sebagai pemeran utamanya.